
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang perempuan, terutama mereka yang berada di usia produktif. Kanker ini berkembang di bagian leher rahim (serviks), yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Meski menakutkan, kabar baiknya adalah kanker serviks bisa dicegah dan diobati jika dideteksi sejak dini.
Melalui artikel ini, pafi Tembilahan (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) ingin mengajak masyarakat, khususnya perempuan, untuk lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi dengan memahami pentingnya deteksi dini kanker serviks dan langkah pengobatannya.
Mengapa Deteksi Dini Itu Penting?
Deteksi dini adalah langkah awal yang sangat penting untuk mencegah kanker serviks berkembang ke tahap yang lebih parah. Banyak kasus kanker serviks baru terdeteksi saat sudah masuk stadium lanjut karena gejalanya tidak terasa di awal. Padahal, jika diketahui lebih awal, peluang untuk sembuh bisa mencapai lebih dari 90%.
pafi Tembilahan menekankan bahwa semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar kemungkinan pengobatan berhasil dan semakin kecil risiko komplikasi.
Penyebab Utama Kanker Serviks
Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Virus ini bisa menular melalui hubungan seksual dan seringkali tidak menimbulkan gejala. Selain HPV, beberapa faktor risiko lain menurut pafi antara lain:
-
Merokok
-
Riwayat hubungan seksual di usia muda
-
Berganti-ganti pasangan seksual
-
Sistem imun lemah
-
Tidak pernah menjalani tes Pap smear
Vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin menjadi kunci utama dalam pencegahan.
Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Kanker serviks sering kali tidak menunjukkan tanda-tanda di tahap awal. Namun, gejala bisa muncul ketika sudah mulai berkembang, seperti:
-
Perdarahan di luar masa haid
-
Perdarahan setelah berhubungan intim
-
Keputihan yang tidak normal
-
Nyeri saat berhubungan intim
-
Nyeri di panggul atau punggung bawah
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, pafi menyarankan segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Metode Deteksi Dini Kanker Serviks
Berikut beberapa metode deteksi dini kanker serviks yang direkomendasikan oleh pafi Tembilahan:
1. Pap Smear (Tes Pap)
Ini adalah pemeriksaan sederhana yang dilakukan untuk melihat perubahan sel-sel pada serviks. Pap smear sebaiknya dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita usia 21–65 tahun, atau sesuai anjuran dokter.
2. Tes HPV
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya virus HPV berisiko tinggi di serviks. Bisa dilakukan bersamaan dengan Pap smear.
3. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Tes ini lebih sederhana dan murah, cocok untuk program skrining di puskesmas. Dokter atau bidan akan mengoleskan asam asetat pada leher rahim dan melihat perubahan warna yang terjadi.
pafi mendukung penuh penyuluhan dan pelaksanaan tes IVA serta vaksinasi HPV secara rutin, khususnya di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan rumah sakit besar.
Langkah Pengobatan Kanker Serviks
Jika hasil tes menunjukkan adanya sel-sel abnormal atau kanker, langkah pengobatan akan disesuaikan dengan stadium kanker dan kondisi pasien. Berikut beberapa metode penanganan menurut pafi:
1. Operasi
Untuk stadium awal, pengangkatan jaringan serviks yang terkena atau seluruh rahim (histerektomi) bisa menjadi pilihan.
2. Radioterapi
Menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Bisa dilakukan setelah operasi atau jika kanker sudah menyebar.
3. Kemoterapi
Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Biasanya dikombinasikan dengan radioterapi pada kanker stadium lanjut.
4. Terapi Target dan Imunoterapi
Jenis pengobatan modern ini digunakan untuk kasus kanker serviks yang sudah menyebar atau tidak merespons pengobatan lain. Saat ini belum tersedia secara merata, tapi pafi terus mendorong peningkatan akses terhadap terapi terbaru.
Pencegahan yang Bisa Dilakukan
pafi Tembilahan menekankan bahwa pencegahan adalah langkah paling bijak dalam menghadapi kanker serviks. Berikut beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan:
-
Vaksinasi HPV sejak dini (usia 9–14 tahun atau sebelum aktif secara seksual)
-
Pemeriksaan rutin seperti Pap smear dan IVA
-
Menghindari perilaku seksual berisiko
-
Berhenti merokok
-
Menjaga sistem imun tubuh dengan gaya hidup sehat
Peran PAFI dalam Mendukung Kesehatan Reproduksi
Sebagai organisasi profesi yang menaungi apoteker di Indonesia, pafi Tembilahan aktif dalam memberikan edukasi seputar kesehatan reproduksi. Apoteker dari pafi bisa membantu menjelaskan manfaat vaksin HPV, memberikan informasi seputar efek samping kemoterapi, hingga mendampingi pasien yang sedang menjalani terapi kanker.
Selain itu, pafi juga terlibat dalam kampanye skrining kanker serviks, pembagian leaflet edukatif, hingga program vaksinasi bekerja sama dengan puskesmas dan instansi pemerintah.
Kanker serviks bisa dicegah, dideteksi, dan diobati. Tapi semua itu bergantung pada kesadaran kita untuk rutin memeriksa kesehatan dan tidak mengabaikan gejala-gejala awal. Dengan deteksi dini, harapan hidup pasien meningkat dan kualitas hidup tetap terjaga.
pafi Tembilahan (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) mengajak seluruh perempuan untuk tidak ragu memeriksakan diri secara rutin dan berdiskusi dengan tenaga kesehatan, termasuk apoteker. Edukasi yang benar dan tindakan yang tepat bisa menyelamatkan nyawa.